Tuesday, June 12, 2007

MAN FOR OTHERS : Sketsa Mangun (2)


Pendidikan adalah proses pengembangan pengetahuan dan karakter, serta sikap hidup pada diri manusia, bangsa dalam arti utuh. - Y.B. Mangunwijaya

Pendidikan dan kemanusiaan menjadi fokus Y.B. Mangunwijaya. Romo Mangun memang mencurahkan perenungan, pemikiran, dan tindakannya terhadap persoalan bangsa dan masyarakat, khususnya menyangkut kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan. Memasuki alam pikiran Romo Mangun kita seperti mengupas kulit bawang, selalu ada hal-hal baru.

Pokok pikiran Romo Mangun reflektif tapi tidak berhenti di situ. Ia bertindak dan menebar daya juang. Kecintaan Romo Mangun pada sesama membawa kita pada pemaknaan pendidikan yang lebih luas. Ia bercita-cita mampu memfasilitasi orang banyak, khususnya masyarakat miskin, agar teremansipasi ke arah yang menjadikan mereka semakin cerdas, adil, dan manusiawi.

Pradipto, dosen Arsitektur UGM, menuturkan pada OrcaFilms, “Romo Mangun adalah maestro arsitektur. Saya masih ingat bagaimana Romo Mangun melakukan advokasi untuk menciptakan kawasan pemukiman di bantaran Kali Code, bangunan non-permanen bagi masyarakat miskin kota di Yogyakarta.” Gagasan Mangun membangun kawasan Kali Code ditentang habis-habisan oleh banyak pihak. Tapi pemikirannya tidak mengambang di permukaan, hal inilah yang menjadikan kawasan pemukiman Kali Code tetap eksis hingga kini.

Romo Mangun lebur dalam dunia Kali Code sesungguhnya. Tertantang mendampingi anak-anak bantaran sungai menghadapi “alam yang keras”. Fery Timur Indriatno, staf Dinamika Edukasi Dasar, menegaskan perubahan yang terjadi sejak Romo Mangun hadir di sana. Stigma yang lekat pada lingkungan Code sebagai “komunitas dunia malam” lambat-laun memudar. “Romo sangat gelisah dan berpikir keras, bagaimana ia bisa mendekatkan hati dan pikirannya kepada masyarakat Kali Code. Bahwa pendidikan adalah hak bagi semua anak, itu adalah sebuah kewajiban,” ungkap Fery. “Namun bagaimana bisa mengartikulasikan gagasan Romo Mangun jika sistem pendidikan yang dibangun di Indonesia selama ini masih anti-orang miskin?”


Atensi Romo Mangun terhadap pendidikan semakin tajam saat melihat lingkungan tidak memberikan kesempatan pada anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang memadai. “Sistem pendidikan hanya cocok diterapkan di sekolah-sekolah. Bagaimana sistem itu bisa diberikan pada anak-anak lapisan bawah itu, bagaimana bisa cocok dengan lingkungan mereka, dan mampu mengubah jalan hidupnya ke arah yang lebih baik. Itu jadi perhatian Romo Mangun,” ujar Fery.


“Saya lihat perjuangan Romo Mangun itu mencoba meletakkan rakyat dalam posisinya yang tinggi”, kata Willy Pramudya, wartawan Warta Kota yang pernah bergelut langsung dengan alam pikiran Romo Mangun. Willy mendeskripsikan Mangun tidak pernah separuh hati dalam melangkah. “Saya mencoba tahu, mencoba mau tahu, ketika ada tugas untuk itu saya kerjakan sebagaimana Romo Mangun mengerjakan hal-hal generalis tapi secara mendalam,” ungkap Willy. “Saya mencoba mencontoh dengan kemampuan saya, saya ingin mengetahui dan menguasai banyak hal. Meskipun pasti tidak akan sebanyak beliau.”

Dan Willy selalu terkenang pesan Romo padanya, “Kamu mengerjakan sesuatu itu harus serius mendalami dan tuntas.”

Sementara itu dulu. Sudah saatnya saya belajar untuk selalu serius mendalami – dan tuntas.

Puri Kencana Putri / editor: rah. / Ilustrasi - foto-foto Widyo Utomo, Puspa Perwitasari, & Dominica Indah Nursanti